Aku sedang menyantap makan siang di sebuah cafe yang terletak di lantai dasar gedung kantorku. Santi mau lihat filmnya dulu”
Aku tersenyum mendengar alasan Santi ini. Bokepvip Untung jalanan Jakarta sudah agak lengang. Tak lama kamipun sampai di rumahnya yang luas. Dengan matanya dia mengajakku untuk mengikuti dia.“Pak, habis ini pulang aja yuk” kata Santi berbisik perlahan setelah keluar dari ruang makan.“Kenapa?” tanyaku.“Habisnya Santi nggak nafsu lihat Pak Harry itu. Santi ada hadiah nih untuk bapak”“Apaan nih?” jawabku senang.“Ini ada teman Santi yang mau kenal sama bapak. Santi mau lihat filmnya dulu”
Aku tersenyum mendengar alasan Santi ini. Tetapi mungkin karena kaget melihat adegan di layar TV home theater itu, tanpa sengaja dia menjatuhkan gelas kristal sehingga pecah berkeping-keping.Kulihat tampak Susan melotot memarahi pembantunya itu, sedangkan si pembantu kecil itu tampak ketakutan sambil meminta maaf berkali-kali. Diapun menjilati bersih kemaluanku.“Thanks Robert.. Verveillen!!” Susan masih terus berkacak pinggang memaki-maki pembantunya. Santi sendiri yang membukakan pintu. Santi duduk di sampingku
