Sentuhan-sentuhan manis itu sungguh-sungguh membawa rasa nikmat yang tak terkira.Dewi mendekatkan buah dadanya ke wajahku. Bokepindo Mei yang sudah puluhan kali kugumuli itu tetap tampil menawan. Wow.. Tanganku menyapu lembut kulit pantatnya yang mulus tapi padat. Spring bed itu bergetar-getar menahan gempuran keduanya. Berarti Yen sungguh-sungguh akan menepati janjinya. Rasanya seperti terpilin-pilin. Tangan kiriku menggerayangi kemaluan Fenny dan tangan kananku sibuk mencari-cari kemaluan Dewi. Ia tersenyum. Sebaliknya ada rasa cemas juga, takut ditolak karena tidak sesuai dengan harapan mereka. Dari kemaluannya kulihat aliran lendir orgasmenya. Gesekan-gesekan, rabaan-rabaan dan remasan-remasan tak ayal lagi merangsang nafsu terpendam. Dewi mendongak dan dari mulutnya terdengar desisan liar. Satu persatu dilepaskannya sehingga yang tertinggal hanya celana dalamku saja. Fenny mendesah. Nafasnya berdesah tak teratur. Orang lain saling membagi harta dan ceritera. Soalnya wanita Cina itu nafsunya gede-gede. Katanya pingin kenalan dengan dua cewek montok nan sexy ini. Seperti dengan Mei dan Yen dulu, kamar mandi itu berubah menjadi arena pemuasan nafsu
