Matanya berbinar-binar. Bokep Paha kanannya sudah tak melilit leherku. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan kewanitaannya.“Aku puas sekali, Thomas,” katanya. Mengangkang. Sejak waktu itu mulai terbina suasana serta hubungan kerja yg hangat, tak terlalu formal. Kebasahan yg dikelilingi rambut-rambut ikal yg menyelip dari kiri kanan G-stringnya. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Segitiga tipis yg hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua rambut yg mengitari pangkal pahanya. Hmm..!” jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis serta lutut kirinya. Lalu Bu Tiara tiba-tiba membuka ke dua pahanya serta mendaratkan mulut serta hidungku di pangkal paha itu.Kebasahan yg terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Aku bisa melirik sebagian kulit paha yg berwarna gading. Aku bisa melirik sebagian kulit paha yg berwarna gading. Aku menengadah.“Kurang jelas, Thomas?” Aku mengangguk.Bu Tiara tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku.
